Menghindari Perang Menghindari Kehancuran
- Jun 23, 2020
- /
- Opini
- /
- Admin
- 9340
Penulis: Randhi Satria
(Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Pendahuluan
Perang telah menjadi salah satu cara yang dilakukan antar kerajan/negara untuk menunjukkan kekuatannya dan menaklukkan lawannya. Hal ini sejatinya telah ada sejak jaman dahulu kala. Dalam kajian Hubungan Internasional dewasa ini, perang antar negara diredam semaksimal mungkin melalui berbagai instrument seperti diplomasi, perjanjian, hukum internasional, kerjasama dan lain sebagainya.
Meski banyak upaya telah dilakukan untuk meredam potensi perang antar negara, fakta yang tidak dapat dipungkiri adalah potensi perang itu pada dasarnya tetap ada. Untuk itu, negara berupaya memperkuat militernya demi menjaga dirinya dari ancaman militer negara lain.
Ada segelintir negara dalam jumlah yang kecil yang mampu memperkuat militernya di atas negara-negara lain. Kekuatan militernya dilengkapi dengan senjata nuklir yang dikenal sebagai senjata mutakhir. Banyak yang menganggap senjata ini menjadi ‘garansi’ memenangkan perang. Ada pula kelompok negara yang memiliki militer tidak terlalu kuat. Hal ini mengakibatkan mereka berada dalam posisi yang relatif lebih lemah jika dibandingkan dengan negara dengan militer yang lebih kuat dan dilengkapi dengan persenjatan nuklir.
Konflik dan Potensi Perang
Perbedaan kekuatan militer, dalam hal tertentu, menentukan bagaimana negara bersikap satu sama lain. Perbedaan dalam cara bersikap ini juga ditunjukkan ketika menghadapi konflik/konfrontasi dengan negara lain. Negara-negara dengan kekuatan militer yang kuat biasanya lebih agresif ketika konfrontasi dengan negara lain yang secara kapasitas militer di bawahnya. Sedangkan negara yang militernya lebih lemah, biasanya lebih memilih upaya diplomatis dalam peyelesaian sengketa.
Hal ini kurang lebihnya dapat dilihat dari beberapa kejadian yang baru-baru ini terjadi. Pertama, konflik bersenjata di perbatasan antara China dan India. Dua negara ini terlibat konflik bersenjata yang mengakibatkan sekitar 20 orang tentara India tewas dalam insiden di perbatasan kedua negara tersebut (Gettleman, 2020). China telah beberapa kali terlibat ketegangan terkait perbatasan, termasuk ketegangan di Laut China Selatan yang melibatkan beberapa negara di Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Aksi agresif China ini dapat dipahami jika melihat kapasitas militer yang dimiliki memungkinkan China untuk bersikap agresif (Aljazeera, 2020). Pada dasarnya perbedaan militer antar kedua negara tidak terlalu terpaut jauh (Globalfirepower, 2020). Meski demikian, India tampaknya lebih memilih untuk menahan diri dan paham bagaimana harus bersikap dalam menghadapi hal ini (bbc, 2020).
Image: Source
Kedua, konflik antara Korea Utara dan Selatan. Korea Utara meledakkan kantor yang menjadi penghubung dengan Korea Selatan. Hal ini diambil setelah Korea Utara kecewa dengan sikap yang ditunjukkan oleh Korea Selatan terkait sanksi yang diberikan oleh US terhadap Korea Utara. Selain itu Korea Utara juga marah terhadap Korea Selatan yang membiarkan propaganda memasuki wilayahnya menggunakan balon ataupun drone (Bicker, 2020).
Korea Utara memiliki reputasi yang bagus sebagai negara yang agresif dan susah diatur. Meski demikian, kepemilikan senjata nuklir agaknya memberikan kepercayaan yang signifikan kepada Korea Utara terkait kapasitas militernya jika dibandingkan dengan Korea Selatan. Korea Selatan masih harus bergantung kepada US untuk perlindungan yang lebih besar dari ancaman senjata militer Korea Utara. Meski pada dasarnya secara hitung-hitungan kekuatan Korea Selatan relatif di atas Korea Utara (Globalfirepower, 2020), dalam hal ini Korea Selatan harus lebih mampu menahan diri dari agresifitas (Berlinger, 2020) Korea Utara dengan bayang-bayang senjata nuklirnya.
Alasan Menahan Diri
Bagi masyarakat awam, mungkin akan bertanya-tanya mengapa negara itu tidak membalas perlakuan buruk negara lain yang telah merugikan negaranya? Penting untuk dipahami bahwa perang pada dasarnya membutuhkan sangat banyak sumber daya, tenaga dan tentunya modal. Negara butuh alasan yang sangat kuat atau kondisi yang emergency untuk menguras semua hal tersebut.
Perang, dalam konteks menyerang, membutuhkan perhitungan yang jelas seperti modal yang harus dikeluarkan dan apa yang akan didapat dari perang tersebut. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk berperang tidak memungkinkan negara untuk berperang terus menerus tanpa ada tujuan ataupun hasil yang didapat dari perang tersebut.
Perang, dalam konteks bertahan, memerlukan analisis berapa kuat kapasitas militer dan berapa lama durability yang dimiliki negara untuk menahan serangan sampai kemudian menyatakan kalah/menyerah dalam perang tersebut.
Baik menyerang maupun bertahan, perang tetap saja berpotensi membawa kehancuran. Untuk itu, menghindari perang dengan cara berunding ataupun menahan diri dari melakukan serangan sia-sia sama saja dengan menghindari kehancuran. Kehancuran ini akan memiliki imbas ke berbagai sektor kehidupan masyarakat seperti politik, ekonomi dan sosial budaya.
Penutup
Keberlangsungan hidup negara erat kaitannya dengan keputusan yang diambil oleh pemimpin dan rakyat di negara tersebut. Terkadang, perang dapat ‘dimenangkan’ dengan cara menahan diri atau menghindar. Karena dengan demikian, maka alasan untuk tetap hidup dan selamat dari kehancuran yang lebih besar dapat dihindari. Bukankah survival adalah tujuan dasar dari suatu negara?
Bahan Bacaan
Aljazeera (2020, June 20th). China lays claim to Galwan Valley, Blames India for border clash. Retrieved June 26th 2020. https://www.aljazeera.com/news/2020/06/china-lays-claim-galwan-valley-blames-india-border-clash-200620072540762.html
BBC (2020, June 17th). India-China Clash: Diplomats ‘strongly protest’ over border clash. Retrieved June 26th 2020. https://www.bbc.com/news/world-asia-53073338
Berlinger, Joshua., Kwon, Jake (2020, June 10th). North Korea isn’t talking to the South anymore. Experts say it could be trying to manufacture a crisis. Retrieved June 26th 2020. https://edition.cnn.com/2020/06/09/asia/north-korea-south-korea-communications-intl-hnk/index.html
Bicker, Laura. (2020, June 16th). North Korea blows up joint liaison office with South in Kaesong. Retrieved June 26th 2020. https://www.bbc.com/news/world-asia-53060620
Gettleman, Jeffrey., Kumar, Hari., Yasir, Sameer (2020, June 16th). Worst Clash in Decades on Disputed India-China Border Kills 20 Indian Troops. Retrieved June 26th 2020. https://www.nytimes.com/2020/06/16/world/asia/indian-china-border-clash.html
Globalfirepower.com (2020). Comparison Results (China vs India). Retrieved June 26th 2020. https://www.globalfirepower.com/countries-comparison-detail.asp?form=form&country1=china&country2=india&Submit=COMPARE
Globalfirepower.com (2020). Comparison Results (North Korea vs South Korea). Retrieved June 26th 2020. https://www.globalfirepower.com/countries-comparison-detail.asp?form=form&country1=north-korea&country2=south-korea&Submit=COMPARE