Seribu Hari Invasi Rusia ke Ukraina
- Dec 7, 2024
- /
- Opini
- /
- Admin
- 392
Hari ke Seribu Invasi Rusia ke Ukraina: Implikasi dan Dinamika
19 November 2024 menandai momentum sejarah yang penting bagi Rusia, Ukraina, dan dunia. invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-1.000, sejak Vladimir Putin mengumumkan sebuah keputusan yang mengawali konflik terbesar di Eropa sejak masa Perang Dunia Kedua. 24 Februari 2022, tepat 1.000 hari yang lalu, Rusia melancarkan apa yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus, dengan justifikasi perlindungan etnis Rusia yang terdiskriminasi, sekaligus antisipasi terhadap meluasnya ancaman NATO ke perbatasannya (UN News, 2022).
Image: Source
Di lapangan Maidan Kiev, lautan bendera biru kuning terhampar luas pada selasa (19/11/2024), menyiratkan simbol penghormatan sekaligus memori menyedihkan untuk mereka yang rela mengorbankan nyawanya, demi mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara. Ribuan sukarelawan yang meninggalkan keluarganya menjadi sebuah kenangan yang tidak pernah dibayangkan dan dilupakan, dengan nama mereka yang harus berakhir terukir pada batu nisan.
Jumlah Korban dan Dampak Kemanusiaan
1.000 hari telah berlalu, invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang tidak dapat diabaikan. Laporan UN Human Rights Monitoring Mission in Ukraine telah mendokumentasikan bahwa hingga 31 Agustus 2024, 11.743 warga sipil dinyatakan tewas, sementara 24.614 lainnya terluka sejak Rusia pertama kali melancarkan invasinya ke Ukraina. Adapun data terbaru pada Oktober 2024 menunjukkan bahwa konflik ini telah mengakibatkan 183 warga sipil tewas dan 903 terluka, 45 persen dari yang tewas berusia lebih dari 60 tahun. Di samping itu, terdapat pula korban anak-anak, yakni 9 tewas dan 49 terluka (OHCHR, 2024). PBB dan Ukraina memperkirakan bahwa angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, mengingat sulitnya untuk memverifikasi jumlah korban, terutama di daerah-daerah yang telah hancur dan berada di bawah kontrol pasukan Rusia, seperti di kota Mariupol (Harmash, 2024).
Image: Source
Di samping warga sipil yang menanggung penderitaan dan kematian yang tidak terelakkan, prajurit yang tewas di garis depan juga berkontribusi pada angka kematian yang lebih tinggi. Laporan dari Barat memperkirakan bahwa Ukraina telah kehilangan setidaknya 80.000 prajuritnya, terhitung sejak hari pertama saat Rusia menginvasi wilayahnya (Armstrong, 2024). Di sisi lain, asesmen militer AS pada Oktober 2024 menyebut bahwa Rusia menderita kerugiaan yang lebih tinggi, dengan korban tewas mencapai 115.000 dan 500.000 terluka. Bahkan, September disebut-sebut menjadi bulan paling mematikan bagi pasukan Moskow, dengan rata-rata korban kematian mencapai lebih dari 1.200 per hari, sedikit melampaui angka harian tertinggi sebelumnya dalam pertempuran yang terjadi selama bulan Mei (Schmitt, 2024).
Terlepas dari korban langsung, invasi Rusia ke Ukraina juga telah berkontribusi pada meningkatnya angka kematian dari semua penyebab di seluruh Ukraina, seperti menurunnya sepertiga tingkat kelahiran, termasuk juga populasi Ukraina yang diperkirakan telah mengalami penurunan hingga 10 juta jiwa, atau sekitar seperempat sejak dimulainya invasi (Harmash, 2024). Dalam hal pengungsi, ada lebih dari 6,7 juta warga sipil Ukraina yang telah mencari perlindungan internasional – sebagian besar mengungsi di negara-negara Uni Eropa, dan lebih dari 3,7 juta warga sipil lainnya terpaksa mengungsi di dalam negeri (UNHCR, 2024).
Eskalasi dan Kontrol Teritori.
Setelah berlangsung hampir tiga tahun lamanya, invasi Rusia ke Ukraina telah berkembang menjadi salah satu perang yang paling intens dan paling berdarah dalam sejarah modern Eropa. Pada tahun pertama invasi, Ukraina kehilangan sebagian besar teritorinya, namun juga berhasil memperoleh kemenangan yang penting. Pasukan Ukraina menunjukkan kemampuan luar biasa dalam bertahan dari negara yang jauh lebih besar dengan kekuatan udara yang lebih unggul. Melalui upaya kontraofensif, Ukraina juga berhasil merebut kembali beberapa teritorinya. Adapun keberhasilan yang paling monumental adalah saat pasukan Ukraina mampu mempertahankan ibukota Kiev, yang pada awalnya diklaim Kremlin akan jatuh dalam tiga hari.
Image: Source
Pada tahun kedua invasi, Ukraina terlibat pertempuran berdarah di kota Bakhmut, yang pada gilirannya jatuh ke tangan Rusia setelah berbulan-bulan lamanya berupaya menahan dan mengepung laju pasukan Rusia melalui pinggiran kota. Perebutan kota yang sebenarnya tidak memiliki nilai strategis yang berarti ini menciptakan situasi yang disebut sebagai ‘meat grinder’, di mana kedua pihak harus membayar mahal untuk setiap inci teritori yang dikuasai. Moskow sendiri telah mengorbankan 20.000-30.000 prajurit untuk kemenangan yang dicap Barat sebagai simbolis (Landale, 2023). Uniknya, pemaknaan simbolis ini juga dilakukan oleh Zelensky yang menganggap Bakhmut sebagai benteng moral dan simbol perlawanan Ukraina.
Memasuki penghujung 2023, pertempuran di garis depan sempat mengalami kebuntuan. Pasukan Ukraina dan Rusia nyaris tidak bergeser dan tidak mendapat kemajuan apapun di sepanjang garis depan, meskipun pertempuran yang sengit telah terjadi selama berbulan-bulan. Komandan tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina mengakui bahwa senjata yang dipasok oleh Barat belum memungkinkannya untuk menembus pertahanan Rusia (Méheut & Kramer, 2023). Kebuntuan ini tidak dapat dilepaskan dari menurunnya kesediaan sekutu-sekutu Barat, termasuk AS, untuk memastikan keberlanjutan pengiriman paket bantuan, yang selama ini memainkan peran penting dalam mendukung Kiev untuk melancarkan upaya kontraofensifnya. Pada Desember 2023 contohnya, senat AS dari Partai Republik telah memblokir langkah untuk meloloskan paket bantuan senilai 61 miliar dolar AS untuk Ukraina, setelah gagal mengamankan kompromi perbatasan yang mereka cari sebagai pengganti (Debusmann, 2023).
Dengan amunisi yang semakin berkurang, prospek Ukraina untuk bertahan dan memukul mundur pasukan Rusia telah memburuk secara signifikan pada tahun ketiga perang berjalan. Pada Februari 2024, Kiev akhirnya menanggung konsekuensi tersebut dengan hilangnya kendali mereka atas kota Avdiivka yang direbut oleh pasukan Rusia setelah tiga bulan lamanya.
Dikuasainya Avdiivka oleh Rusia menjadi pukulan strategis dan simbolis bagi militer Ukraina. Avdiivka merupakan benteng pertahanan Ukraina di wilayah Donetsk, melindungi beberapa posisi penting militer Ukraina di bagian barat dan membuat kota Donetsk yang dikuasai Rusia di dekatnya berada dalam ancaman. Menguasai Avdiivka juga dapat menciptakan celah bagi Rusia, di mana pasukannya dapat melanjutkan ke kota-kota strategis seperti Pokrovsk, sekitar 30 mil ke arah barat laut, sebuah pusat logistik untuk Angkatan Darat Ukraina (Méheut, 2024). Perebutan Avdiivka ini menjadi kemajuan teritori terbesar Rusia setelah Bakhmut pada Mei 2023, yang juga akan memungkinkan mereka untuk merebut seluruh kota di wilayah Donetsk.
Image: Source
Hingga pada 19 November 2024, yang menandai hari ke-1000 invasi Rusia ke Ukraina, Moskow telah menguasai 18,4 persen teritori Ukraina, dengan luas mencapai 25.800 mil persegi, atau sekitar 11 persen dari perbatasannya pada 1991, menurut laporan organisasi non pemerintah Deep State, yang memantau situasi dan perkembangan di medan pertempuran. Sementara itu, sejak Februari 2022, di pihak Ukraina, prajuritnya telah berhasil membebaskan kembali 16.400 mil persegi teritorinya, atau sekitar 7 persen dari luas Ukraina (Soldak, 2024).
Bantuan Senjata dan Intervensi Pihak Ketiga
Aspek lain yang telah meningkatkan kompleksitas perang di Ukraina adalah suplai senjata dan intervensi pihak ketiga. Perang yang berkepanjangan bagaimanapun telah menuntut Rusia dan Ukraina meminta bantuan pihak ketiga, terutama masalah suplai amunisi dan senjata, yang sangat diperlukan guna memastikan pasukannya dapat terus membuat kemajuan di garis depan.
Di pihak Ukraina, bukanlah hal yang mengherankan jika Kiev secara politis dan substansial (finansial, senjata, amunisi) didukung oleh sekutu-sekutu Baratnya seperti AS dan Uni Eropa. AS sendiri telah mengucurkan anggaran sebanyak lebih dari 64 miliar dolar AS untuk Ukraina dalam bentuk paket bantuan senjata sejak perang dimulai 1.000 hari yang lalu (Arhirova, 2024). Ukraina sendiri telah menerima bantuan berbagai jenis senjata dari sekutu-sekutu Baratnya, mulai dari senjata anti-tank, kendaraan lapis baja, berbagai jenis artileri salah satunya M-142 HIMARS, rudal jarak jauh seperti Storm Shadow, bahkan jet tempur seperti MiG-29 dan F-16. Dapat dikatakan bahwa Ukraina saat ini juga telah bertransformasi menjadi medan yang sesungguhnya untuk menguji performa senjata kiriman negara-negara NATO (Saputra, 2023).
Image: Source
Dalam perkembangan terbaru pada hari ke-1000, Ukraina telah menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) jarak jauh buatan AS untuk menghantam sebuah fasilitas militer di Bryansk, wilayah perbatasan Rusia, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, setelah Washington mencabut larangan penggunaan rudal-rudal tersebut terhadap target-target Rusia. Beberapa hari setelahnya, Presiden AS Joe Biden juga menyetujui pemberian ranjau darat anti-personel dalam apa yang dilihat sebagai pembalikan kebijakan pada senjata yang diberikan kepada Kyiv oleh pemerintahannya yang akan segera berakhir. Padahal, pada Juni 2022 atau empat bulan setelah dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, pemerintahan Biden telah berjanji untuk membatasi penggunaan ranjau darat anti-personel (Liebermann & Betrand, 2024). Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengatakan bahwa pasukan Ukraina membutuhkan jenis senjata yang dapat membantu memperlambat kemajuan dari pasukan Rusia di Ukraina Timur.
Perang yang sedang berlangsung di Ukraina juga telah menunjukkan hubungan yang semakin erat antara Iran dan Rusia, terutama di bidang militer. Kemitraan militer kedua negara telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagaimana dibuktikan dengan digunakannya drone buatan Iran oleh Rusia di palagan Ukraina. Selama dua tahun terakhir, Iran telah memainkan peran penting sebagai pemasok utama drone ke Rusia, termasuk jenis Shahed-131, Shahed-136 (dibagai sebagai Geran-2 dalam layanan Rusia) Mohajer-6, dan beberapa peralatan militer tambahan mungkin juga telah diamankan (Wright & Berry, 2022).
Di luar Iran, Korea Utara juga menjadi pihak ketiga yang bertanggung jawab atas pasokan amunisi dan senjata yang digunakan Rusia untuk melancarkan beberapa serangan di Ukraina. Bahkan, badan intelijen Ukraina dan NATO menyebut bahwa Pyongyang telah mengerahkan setidaknya 11.000 prajurit terbaiknya untuk menerima pelatihan di Timur Jauh Rusia, dan saat ini telah berada pertempuran di wilayah perbatasan Kursk, Rusia Barat, di mana pasukan Ukraina meluncurkan serangan ofensif mendadak pada Agustus lalu. Langkah ini terjadi, setelah kunjungan Vladimir Putin ke Pyongyang pada Juni lalu, di mana dirinya dan Kim Jong Un menandatangi pakta pertahanan yang secara teknis mewajibkan kedua negara untuk saling membantu dalam situasi invasi. Sebagai imbalan atas dukungan tersebut, Korea Utara akan menerima lebih banyak transfer teknologi militer juga bantuan ekonomi (Fix & Harris, 2024).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah invasi memasuki 1.000 hari, Ukraina semakin dihadapkan dengan ketidakpastian bantuan persenjataan yang selama ini berperan vital dalam mendukung Kiev untuk bertahan dan membuat kemajuan di garis depan. Di sisi lain, Rusia terus mempertahankan daya serangnya di Ukraina dan perlahan tapi pasti menguasai inci demi inci teritori, di tengah pasukan Ukraina yang mulai kehabisan amunisi. invasi Rusia ke Ukraina juga menunjukkan kompleksitas dari perang berkepanjangan, di mana intervensi pihak ketiga sangat mempengaruhi implikasi dan dinamika berlangsungnya perang.
Referensi
Arhirova, H. (2024, November 18). Russia grinds deeper into Ukraine after 1,000 days of grueling war. AP News. https://apnews.com/article/ukraine-russia-war-f7f56e494df1dbbcdec1853001796c45
Armstrong, R. (2024, November 18). Flags for Ukraine's fallen fill Kyiv's central Maidan Square as war reaches 1,000 days. Euro News. https://www.euronews.com/my-europe/2024/11/18/1000-days-of-war-sea-of-flags-honour-ukraines-fallen-in-kyiv
Debusmann, B. (2023, Desember 7). Ukraine aid from US in doubt after failed Senate vote. BBC. https://www.bbc.com/news/world-us-canada-67637679
Fix, L. & Harris, B. (2024, Oktober 15). North Korean Troops in Russia: A Dangerous New Phase in the Ukraine War. Council on Foreign Relations. https://www.cfr.org/expert-brief/north-korean-troops-russia-dangerous-new-phase-ukraine-war
Harmash, O. (2024, November 18). What Russia's invasion has cost Ukraine as war reaches 1,000th day. Reuters. https://www.reuters.com/world/europe/what-russias-invasion-has-cost-ukraine-war-reaches-1000th-day-2024-11-18/
Landale, J. (2023, Maret 9). Ukraine war: Why Bakhmut matters for Russia and Ukraine. BBC. https://www.bbc.com/news/world-europe-64877991
Liebermann, O. & Bertrand, N. (2024, November 20). Biden administration approves sending anti-personnel mines to Ukraine in another major policy shift. CNN. https://edition.cnn.com/2024/11/19/politics/biden-administration-anti-personnel-mines-ukraine/index.html
Méheut, C. (2024, Februari 17). What to Know About the Fall of Avdiivka. The New York Times. https://www.nytimes.com/2024/02/17/world/europe/avdiivka-russia-ukraine-war.html
Méheut, C. & Kramer, A. (2023, November 2). Ukraine’s Top Commander Says War Has Hit a ‘Stalemate’. The New York Times. https://www.nytimes.com/2023/11/02/world/europe/ukraine-zaluzhny-war.html
OHCHR. (2024, Oktober 1). Ukraine: Worsening impact on civilians of Russia’s attack, torture of prisoners of war. https://www.ohchr.org/en/press-briefing-notes/2024/10/ukraine-worsening-impact-civilians-russias-attack-torture-prisoners
OHCHR. (2024, Oktober 1). Protection of Civilians in Armed Conflict. https://ukraine.ohchr.org/en/Protection-of-Civilians-in-Armed-Conflict-October-2024
Saputra, R. (2023, Mei 19). NATO’s Lethal War Machines in Ukraine. Medium. https://fpciunsoed.medium.com/pena-popy-natos-lethal-war-machines-in-ukraine-ac3df327234
Schmitt, E. (2024, Oktober 10). September Was Deadly Month for Russian Troops in Ukraine, U.S. Says. The New York Times. https://www.nytimes.com/2024/10/10/us/politics/russia-casualties-ukraine-war.html
Soldak, K. (2024, November 19). Day 1,000 of Putin’s “Three-Day” War in Ukraine. Forbes. https://www.forbes.com/sites/katyasoldak/2024/11/19/day-1000-of-putins-three-day-war-in-ukraine/
UNHCR. (2024, November 19). People forced to flee their homes in Ukraine still hope to return while uncertainty looms after 1,000 days of full-scale war. https://www.unhcr.org/europe/news/press-releases/people-forced-flee-their-homes-ukraine-still-hope-return-while-uncertainty
UN News. (2022, September 24). Russia had ‘no choice’ but to launch ‘special military operation’ in Ukraine, Lavrov tells UN. https://news.un.org/en/story/2022/09/1127881
Wright, T. & Hokayem, E. (2022, Oktober 12). Russia and Iran: isolated from the West and drawing closer. IISS. https://www.iiss.org/online-analysis/online-analysis/2022/10/russia-and-iran-isolated-from-the-west-and-drawing-closer/
Penulis: Rizky Yunas Saputra (Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jenderal Soedirman)
Email: rizkyyunas26@gmail.com
Editor: Tim Hubungan Internasional Indonesia