Hari Al Quds Internasional: Pengaruh Global Iran dalam Memimpin Perlawanan Terhadap Zionisme Israel di Palestina

  • Apr 13, 2024
  • /
  • Artikel
  • /
  • Admin
  • 551

Setiap tahun pada hari terakhir bulan Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia memperingati Hari Al Quds Internasional. Perayaan ini dimulai pada tahun 1979 atas inisiatif Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin spiritual Revolusi Islam Iran. Tujuannya adalah untuk menunjukkan solidaritas global terhadap perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi pendudukan dan penindasan oleh rezim Zionis Israel. Hari Al Quds merupakan simbol penting bagi gerakan anti-Zionis dan menjadi platform bagi Iran untuk memproyeksikan pengaruh globalnya dalam memimpin perlawanan terhadap Zionisme.

Sejarah dan Asal Usul Hari Al Quds

Hari Al Quds Internasional lahir sebagai reaksi terhadap serangkaian peristiwa yang terjadi pada tahun 1979. Pertama, serangan militer Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan parah pada salah satu situs suci Islam. Kedua, invasi Israel ke Lebanon Selatan yang mengakibatkan pengungsian massal warga sipil Palestina. Ayatollah Khomeini, yang baru saja memimpin Revolusi Islam Iran, melihat ini sebagai tindakan agresi Zionis yang harus ditentang secara global.

Photo by: Ahmad Reza

Sejak saat itu, Hari Al Quds diperingati setiap tahun di Iran dan negara-negara lain dengan unjuk rasa besar-besaran, pidato, dan kegiatan lainnya yang mengutuk Zionisme dan mendukung kemerdekaan Palestina. Bagi Iran, Hari Al Quds merupakan sarana untuk mempromosikan ideologi anti-Barat dan anti-Zionis serta memperkuat posisinya sebagai pemimpin gerakan perlawanan terhadap Israel dan sekutunya.

Pengaruh Iran dalam Perlawanan Terhadap Zionisme

Iran telah menjadi kekuatan pendorong utama di balik apa yang disebut "Poros Perlawanan", sebuah aliansi negara-negara dan kelompok-kelompok militan yang menentang Zionisme dan pengaruh Barat di Timur Tengah. Teheran memberikan dukungan finansial, militer, dan logistik yang besar kepada kelompok-kelompok seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas dan Jihad Islam Palestina di wilayah Palestina. Bantuan ini memungkinkan kelompok-kelompok tersebut untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel dan sekutu-sekutunya di kawasan tersebut.

Selain itu, Iran juga memainkan peran strategis dalam konflik Israel-Palestina melalui pengaruhnya terhadap Suriah, yang berbatasan langsung dengan wilayah Palestina. Kehadiran militer Iran di Suriah telah membantu mengkonsolidasikan kekuatan Poros Perlawanan dan memfasilitasi aliran senjata dan dana ke kelompok-kelompok Palestina yang anti-Israel.

Hari Al Quds sebagai Platform Global

Meskipun dimulai sebagai inisiatif Iran, Hari Al Quds telah berkembang menjadi gerakan solidaritas global terhadap Palestina. Setiap tahun, unjuk rasa dan acara-acara serupa diadakan di banyak negara, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat, oleh komunitas Muslim maupun aktivis pro-Palestina lainnya. Perayaan ini telah berhasil membawa isu Palestina ke panggung internasional dan mempengaruhi opini publik global tentang konflik tersebut.

Photo by: Ahmad Reza

Bagi Iran, Hari Al Quds merupakan sarana diplomasi dan propaganda yang ampuh. Dengan menampilkan diri sebagai pemimpin gerakan anti-Zionis, Iran berusaha menarik simpati dan dukungan dari negara-negara Muslim lain serta kelompok-kelompok aktivis di seluruh dunia. Ini membantu meningkatkan posisi tawar Iran dalam percaturan politik internasional dan memperkuat pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.

Kritik dan Kontroversi

Meskipun demikian, Hari Al Quds dan keterlibatan Iran dalam perlawanan terhadap Zionisme tidak lepas dari kritik dan kontroversi. Banyak negara Barat dan sekutu Israel memandang Iran sebagai sponsor terorisme internasional melalui dukungannya kepada kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Hamas. Mereka mengkritik Iran karena menggunakan isu Palestina sebagai kedok untuk menyebarkan ideologi revolusioner dan anti-Barat di kawasan tersebut.

Selain itu, beberapa pihak juga mengkhawatirkan bahwa keterlibatan Iran dalam konflik Israel-Palestina justru dapat memperumit proses perdamaian dan memperpanjang penderitaan rakyat Palestina. Dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan diasumsikan akan meningkatkan siklus kekerasan dan mempersulit tercapainya solusi dua negara yang damai.

Penutup

Hari Al Quds Internasional telah menjadi simbol penting bagi gerakan anti-Zionis global dan platform bagi Iran untuk memproyeksikan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah dan dunia Muslim. Melalui dukungan terhadap kelompok-kelompok Palestina dan sekutunya, Iran berhasil memimpin perlawanan terhadap Zionisme Israel dan mempromosikan ideologi revolusioner anti-Barat.

Namun, keterlibatan Iran juga menuai kritik dan kontroversi, baik dari negara-negara Barat maupun pihak-pihak yang khawatir akan dampaknya terhadap proses perdamaian di wilayah tersebut. Ke depannya, pencapaian perdamaian yang adil dan solusi dua negara mungkin akan bergantung pada sejauh mana Iran dan sekutunya dapat diajak berkompromi dan menghentikan dukungan terhadap kekerasan.

Terlepas dari pro dan kontra, Hari Al Quds tetap menjadi peristiwa tahunan yang penting bagi umat Muslim dan aktivis pro-Palestina di seluruh dunia untuk menyuarakan solidaritas mereka terhadap perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi pendudukan dan penindasan oleh rezim Zionis Israel.




Penulis: Virtuous Setyaka (Dosen Hubungan Internasional Universitas Andalas)

Email: vsetyaka@gmail.com

Editor: Tim HubunganInternasional.id


About The Author

Comments